MarnesKliker.com - Beberapa hari yang
lalu, pemerintah provinsi Banten menyelenggarakan Festival Debus Banten yang berbarengan dengan Banten Beach Festival 2014. Berbagai kegiatan pun
turut meramaikan acara ini seperti Festival Debus Banten, Sapta Sauna, Fun Bike
dan beberapa kesenian tradisional lainnya. Bahkan perhelatan akbar Festival Debus Banten 2014 Sukses Pecahkan Rekor MURI dengan peserta terbanyak sekitar
kurang lebih 2.000 seniman debus yang berasal dari daerah Banten ikut
meramaikan acara ini.
Bicara soal debus, banyak orang
yang menyebutkan kalau debus ini sangat identik dengan Banten. Jujur saja saya
sendiri sebagai warga Banten, kurang begitu mengetahui keberadaan debus ini.
Makanya saya jadi penasaran bagaimana sih asal muasal dan sejarah debus di
Banten ini. Daripda makin penasaran, saya pun mulai berkelana bersama si Mbah,
tak lupa udud plus segelas kopi item warisan karuhun pun turut serta menemani
dalam pengembaraan yang saya lakukan ini.
Dari hasil pengembaraan yang saya lakukan, akhirnya saya menemukan
beberapa sumber yang membuat saya semakin tertarik untuk mengetahui lebih dalam
lagi mengenai asal muasal dan sejarah debus tersebut. Ternyata Sodara-sodara,
Bapak-bapak, ibu-ibu, sadayana nya… Yang namanya kesenian debus ini ternyata
sudah ada sejak lama, konon katanya kesenian ini berawal pada abad ke-16.
Kata debus sendiri sudah sangat akrab di telinga masyarakat kita, namun
banyak diantara kita yang tidak tahu akan isitilah dan artinya secara pasti. Hal
itu disebabkan karena menurut data yang tertulis hingga saat ini belum
ditemukan. Ada dua pengertian yang diyakini kebenarannya, yaitu muncul pertama
dari salah seorang pemerhati terhadap Kesenian Debus ini, yaitu Bapak A. Sastrasuganda
yaitu pensiunan Kepala Seksi Kebudayaan Kandepdikbud paten Serang, mengatakan
bahwa Debus berasal dari bahasa Sunda. Kata debus “tembus” (Sandjin Aminuddin,
1997 :153).
Debus yang berarti tembus menunjukkan bahwa alat-alat yang diperagakan
adalah benda-benda tajam dalam permainan tersebut dapat menembus badan para
pemainnya. Kedua, Debus berasal dari kata gedebus, yaitu nama salah satu benda
tajam yang digunakan dalam permainan tersebut. Karena permainan Debus adalah
permainan kekebalan tubuh, maka debus dapat pula diartikan “tidak tembus” oleh
berbagai senjata yang ditusukkan atau dibacokkan ke tubuh manusia.
Menurut Dr. H. Imron Arifin yang meneliti debus tahun 1988, nama debus
berasal dari bahasa Arab yang bermakna “jarum” atau alat penusuk. Sebab
permainan itu ditandai oleh keberadaan alat tusuk baik yang ditusukkan ke pipi,
leher, dada, tangan, maupun almadad yang ditikamkan ke tubuh tapi tidak tembus.
Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim.
Istilah debus sendiri berasal dari Baghdad terkait dengan aliran
tarikat tertentu. Dalam permainan Debus terdapat kolaborasi antara kekebalan
tubuh dan permainan pencak silat. Atraksi permainan ini membuat para penonton
merasa ngeri karena senjata tajam seperti golok, gedebus (almadad), dan
lain-lain atau bahkan api yang membakar manusia tidak mampu melukai para
pemainnya. Oleh karenanya, ada yang mengatakan Debus sebagai permainan
sulap yang mampu mengelabui mata para penonton. Kesenian Debus saat ini
merupakan kombinasi antara seni tari dan suara.
Kesenian Debus yang sering
dipertontonkan di antaranya adalah :
- Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
- Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.
- Memakan api.
- Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah.
- Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.
- Menggoreng telur di atas kepala.
- Membakar tubuh dengan api.
- Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.
- Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.
Menurut Dr. H. Imron Arifin, kesenian debus berasal dari Tarikat
Rifa’iyyah, yaitu tarikat yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad Rifa’i
al-Baghdady . Ajaran Tarikat Rifa’iyyah diketahui disebarkan di Aceh oleh
Syaikh Nuruddin Ar-Raniri di mana tokoh ini memiliki murid Syaikh Yusuf Tajul
Khalwati al-Makassari. Rupanya, Syaikh Yusuf Tajul Khalwati al-Makassari inilah
yang pertama kali mengajarkan debus di Banten, karena beliau bersama-sama
dengan Sultan Ageng Tirtayasa melawan Belanda. Namun belum diketahui, kapan
debus sebagai metode dalam tarikat berubah menjadi seni.
Dalam versi lain ada juga yang menyebutkan kalau kesenian Debus lebih
dikenal sebagai kesenian asli masyarakat Banten, yang mungkin berkembang sejak
abad ke-18. Menurut sebagian banyak sumber sejarah, kesenian debus Banten bermula
pada abad 16 masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532 – 1570). Debus
mulai dikenal pada masyarakat Banten sebagai salah satu cara
penyebaran agama Islam.
Namun ada juga yang menyebutkan Debus berasal dari daerah Timur Tengah
bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu
cara penyebaran Islam pada waktu itu. Yang lainnya menyebutkan bahwa debus
berasal dari tarekat Rifa’iyah Nuruddin Al Raniri yang masuk ke Banten
oleh para pengawal Cut Nyak Dien (1848 – 1908).
Di Banten sendiri kesenian debus atau keahlian melakukan debus menjadi
sesuatu yang lumrah dan banyak perguruan yang mengajarkannya. Untuk saat ini
biasanya kesenian debus di pentaskan dalam acara-acara seperti pesta
pernikahan, sunatan, acara 17 agustusan, dan banyak lagi acara yang biasanya
mempertunjukan kesenian ini.
Referensi : Wikipedia, pesantrenglobal.com
Sumber gambar : metrotvnews.com
Seandainya ada videonya pasti tambah menarik.
BalasHapusiya mas sayangnya gak ada videonya nie :)
Hapuskita bangga...kesenian debus diminati para pemuda dan didukung pemerintah....sehingga bisa tetap lestari
Hapusjika mulai abad 16 berarti termasuk warisan kesenian yg sudah cukup tua yamas
BalasHapusBukan tua lagi mas tapi dah bangkotan itu mah hehehe...
Hapuskalau dibantennya sendiri mungkin sudah biasa ya kang...tapi kalau aksinya dilihat di daerah lain mah emh pasti banyak yg terkesima
BalasHapusya bisa jadi kang, kalo orang awam kayak kita mah pasti heran lah, koq bisa gitu ya :D
HapusBerarti Seni Debus sudah lama sekali ya kang menjadi Salah satu kesenian di Banten, kalau yg saya tahu asal nya ya dari Banten hehehe... ternyata banyak versi ya kang. Terima kasih ya kang informasinya :)
BalasHapusiya kang memang banyak orang yang menyebutkan kalo debus nie khas banget dari Banten, tapi kalo ngeliat sejarah asal muasalnya debus ternyata banyak versi juga :)
HapusDebus ternyata asal muasalnya dari Baghdad ya.. kirain asli Indonesia.
BalasHapussama kang kirain saya juga dari Indonesia ternyata dari timur tengah ya :)
HapusSeandainya kemaren bisa dateng ke festival banten
BalasHapusjadi bisa ngeliat langsung ya mbak :D
Hapuskalau liat debus ngeri mas,,, orang kebal dibacok, tahan ditusuk dan macem - macemlah,, saya kadang ngerasa aneh kenapa bisa kayak gitu yah..
BalasHapussaya juga heran mas, koq bisa ya? susah juga sih mas biasanya tergantung keyakinan aja kali :)
HapusEnter your reply...kuasa allouh subhanallouh???
HapusEnter your comment...semangat suxses sllu???
BalasHapusEnter your comment...maju suxses sllu dulur banten???
BalasHapus