Marneskliker.com - Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya bahwa hasil UKG 2015 akan dikirim ke sekolah dan orang tua siswa. Hal ini berdasarkan atas usulan dari beberapa pihak yang menginginkan hasil Uji Kompetensi Guru itu bisa dipublikasikan ke sekolah dan orang tua siswa sehingga sekolah dan orang tua siswa dapat mengetahui kompetensi dari guru itu sendiri. Artikel sebelumnya: Batas Akhir Veifikasi Guru untuk Uji Kompetensi
Wacana pemerintah dalam hal ini Kemendikbud untuk mempublikasikan hasil UKG 2015 rupanya mendapat tentangan dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sebagaimana diberitakan Republika, ketua umum PB PGRI Sulistiyo menyarankan agar hasil Uji Kompetensi Guru tidak dipublikasikan. Hasil UKG sebaiknya hanya disampaikan kepada pihak yang berkepentingan saja seperti kepala sekolah.
Baca juga: Hasil UKG 2015 Akan Dikirim ke Sekolah dan Orang Tua Siswa
Sulistiyo mengatakan, hasil UKG yang kecil dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan orang tua siswa terhadap guru. Misalnya, bagaimana kalau seorang
guru hasil UKG nilainya rendah dan diketahui oleh orang tua siswa maka akan
mengurangi kepercayaan orang tua siswa kepada guru tersebut. Hal ini tentu akan
mempermalukan guru itu sendiri. UKG tidak menentukan tingkat kualitas seorang
guru. Kepribadian seorang guru sulit diuji menggunakan tes UKG. Apalagi sekarang
guru honorer akan diwajibkan mengikuti UKG. Menurutnya hal ini patut
dipertanyakan sebab selama ini guru honorer tidak pernah mengikuti pelatihan
dan pembinaan.
Beliau juga menuturkan, bahwa UKG tidak mampu menggambarkan kemampuan
guru secara utuh. UKG tidak bisa digunakan untuk menguji kepribadian guru sebab
yang diujikan hanya kemampuan pedagogik dan profesionalitas saja. Padahal, dua
hal itu sangat mempengaruhi kinerja guru. PGRI setuju jika ada Uji Kompetensi
Guru namun harus mengukur ke empat aspek kemampuan guru tersebut, yakni pedagogik,
professional, sosial dan kepribadian.
Disisi lain, Kemendikbud menegaskan jika hasil UKG nantinya tidak akan
berpengaruh kepada Tunjangan Profesi Guru (TPG). Uji Kompetensi Guru dilakukan untuk
pemetaan supaya tindak lanjut pembinaan guru berupa pendidikan dan pelatihan
lebih terarah.
"Tidak ada kaitannya Uji Komeptensi Guru dengan Tunjangan Profesi
Guru. Tapi alangkah baiknya bila guru-guru menyiapkan dirinya dalam menghadapi
UKG. Untuk persiapan, guru bisa belajar dari kisi-kisi yang
sudah diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan mengunduhnya di
laman resmi," ungkap Kepala Subdirektorat Perencanaan Kebutuhan Guru
Kemendikbud, Santi Ambarukmi, Rabu (21/10).
Selain itu, untuk mengatasi kelemahan guru yang kurang luwes
menggunakan komputer, Kemendikbud juga menyediakan waktu uji coba bagi guru.
Guru dapat melakukan uji coba di tempat uji kompetensi sebelum hari pelaksanaan
ujian, atau saat hari pelaksanaan ujian.
Bagaimana menurut pandangan sobat blogger? Apakah sobat setuju atau
tidak dengan wacana Kemendikbud untuk mempublikasikan hasil UKG kepada orang
tua siswa? Atau barangkali sobat mempunyai pandangan lain? Silahkan kemukakan
pandangan dan argumentasi sobat pada kolom komentar yang tersedia.
Saya juga Keberatan Kang xixixii.... :D ntar kalau nilai saya jelek gimana hayooo...
BalasHapusKalau nilai bagus mah gak apa2... :D yg nilainya bagus kira2 dapet hadiah nggak ya Kang ?...
Kalo gitu nanti saya sampaikan ke Mang Lembu biar nanti Mang Lembu yang nyampein langsung ke Mang Anis Baswedan :)
Hapusbayarnya ke saya saja
Hapusbagi dua dong, masa saya gak dapet jatah lagi sih :D
Hapussakarepmu seng penting mbayar
Hapusartinya apaan ya? mang
HapusTapi misalnya demi mau di publikasikan ke Orang Tua juga gpp, saya Ridho, Ikhlas da kang... Da Aku Mah Apa Atuh...
BalasHapuscuman penikmat kopi :D
Hapussama penikmat musik goyang dumang kan :D
Hapusnyontek dikit ahh
Hapusdapat nilai bagus ga ne, kerjaan nyontek dia
Hapusemang gituh dia mah
Hapuswah... masa saya koment sendirian hikhikhik... nunggu Kang Yanto sama Mang Lembu dulu ah, siapa tau mau ikutan UKG juga heheheheee
BalasHapusauwoooo....saya datang nih
Hapustuh juragan kupluk udah dateng, kalo gitu saya siapin kopi dulu yah :)
Hapusjangan sampai ketinggalan mas :) masih muat dua penumpang lagiu ne
Hapusmemang satu dilema yamas.
BalasHapusya kalau nilai guru tersebut bagus sih nggak masalah,kalau jelek memang bisa mengurangi kepercayaan wali murid terhadap guru tersebut
di satu sisi transparansi juga diperlukan.
Hapustrus gimana dong?
maka dari itu diakhir postingan saya minta pendapat temen-temen, padahal mah saya juga bingung mau jawab apa? hihihiii...
Hapusbiar dibawah saya yg ngasih pendapat
Hapussatu sisi nilai postif juga ada agar guru pun bisa meningkatkan prestasi dengan benar, namun di sisi lain jadi sebuah dilema bagi sang pengajar. Setiap perubahan dan transparasi itu emang berat dan harus berani jika mau berubah, walau semua ada resikonya, tinggal menyikapinya saja sih kembali kepada individu masing-masing cara menilainya.
BalasHapusbenar sekali mas, saya setuju, tiap kebijakan pastinya akan mengacu kepada permasalahan sebelumnya, pasti tujuan yang di utamakan adalah untuk pengembangan yang lebih baik
Hapusterus saya harus bilang apa coba?
HapusMenurut sudut pandang saya hasil Ujian Kompetensi Guru mau dipublikasikan atau nggak itu tidak menjadi permasalahan bagi para guru pada umumnya, khususnya para guru yang benar-benar menguasai minimal 50% dari aspek pedagogik, professional, sosial dan kepribadian, anggap saja para guru yang memiliki multi talenta.
HapusTerlebih para guru yang memiliki sikap bijakansana, yg berarti dapat nilai plus tersendiri baik di mata orang tua anak didik maupun dari sudut pandang yang lainnya.
Jadi para guru kurang perlu membuat dilema akan publikasinya hasil UKG, karena pada dasarnya hasil UKG tidak dapat digunakan sebagai acuan mutlak untuk mengetahui tolak ukur berkualitas tidaknya seorang guru. Kenapa bisa begitu, karena hal hal yang berkaitan dengan realisasi di lapangan pendidikan itu butuh kemampuan lebih untuk menyaikapinya sesuai situasi dan kondisinya (contoh anak didik yang nakal, pemalas, kebebalan, ketidakmampuan orang tua berkaitan finansial, problem maupun suport mendidik anak secara baik dll).
nah ini baru komentar yang makjleb, dua jempol duah buat mas salamun :D
Hapusnah penting banget nih kayaknya, sayangnya mas saya belum bisa ikut UKG lagi tahun ini,
BalasHapuskanapa mas g bisa.
Hapusnah ini musti dijawab sama mas purnama nih
Hapuskalo bikin malu ya jgn lah kasian. internal ajalah.
BalasHapusasal jangan malu malu kucing mas aduls e :) wkwkwk
Hapussaya mah juga setu sama keputusan dari hasil UKG 2015 untuk tidak disampaikan ke orang tua, nunggu komen selanjutnya :)
BalasHapusnanggung atuh mas komentarnya kalo cuma bilang setuju atau tidak mah, coba kalo ada argumentasinya pasti makjleb duah :D
Hapusmas Marnes juga mak jleb komennya ke mas Mukhlis :D haha
HapusJust kidding mas mungkin mas Mukhlis sedang sibuk jd gak pake ilustarsi komennya.:)
untung ruginya udah dianalisa belum coba. hasil UKG 2015 di publikasikan ke orang tua siswa teh sih?
BalasHapusnah itu dia poinnya mang, mungkin kemendikbud dan juga pihak yang menginginkan agar hasil UKG dipublikasikan supaya lebih transparan kali mang biar semua orang tua siswa mengetahui komptensi guru disekolahnya masing-masing
HapusSemoga ada solusi terbaik untuk masalah ini mas,,,
BalasHapusSemoga aja mas
Hapuskalo di pikir sampe ke arah situ sih saya juga ngerasa keberatan mas, masalahnya kan padangan seorang wali murid terhadap guru kan jadi berkurang, jadi image nya tuh jelek di hadapan orang tua murid
BalasHapuskalo gitu buang ke laut aja biar berkurang beratnya mbak :D
Hapusaku ngakak ndelok photone kui mas ,,,hahahahaha
BalasHapus