MarnesKliker.com - Proses pembelajaran merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Proses pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep serta
perwujudan proses itu sendiri dapat terjadi dalam berbagai model. Maka dari itu
untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan media
atau alat peraga agar siswa dapat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh
guru. Mengingat begitu pentingnya alat peraga pada proses belajar, maka guru
berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar tersebut. Media
atau alat peraga yang akan dibahas pada kesempatan kali ini adalah Permainan Congklak atau Dakon sebagai media pembelajaran matematika untuk anak.
Permainan dalam pembelajaran matematika disekolah bukan untuk menerangkan melainkan suatu cara atau tehnik untuk mempelajari atau membina ketrampilan dari suatu materi tertentu. Secara umum cocok untuk membantu mempelajari fakta dan ketrampilan. Beberapa pakar pendidikan mengatakan bahwa tujuan utama digunakan permainan dalam pembelajaran matematika adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa agar menjadi senang. Apabila guru berniat merencanakan kegiatan permainan matematika dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik yang tepat untuk kegiatan yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru dapat memilih atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan keterampilan matematika dan digunakan dalam waktu serta situasi yang tepat.
Sekelompok anak sedang bermain congklak [foto: viva.co.id] |
Permainan dalam pembelajaran matematika disekolah bukan untuk menerangkan melainkan suatu cara atau tehnik untuk mempelajari atau membina ketrampilan dari suatu materi tertentu. Secara umum cocok untuk membantu mempelajari fakta dan ketrampilan. Beberapa pakar pendidikan mengatakan bahwa tujuan utama digunakan permainan dalam pembelajaran matematika adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa agar menjadi senang. Apabila guru berniat merencanakan kegiatan permainan matematika dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik yang tepat untuk kegiatan yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru dapat memilih atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan keterampilan matematika dan digunakan dalam waktu serta situasi yang tepat.
Alat peraga permainan congklak dapat digunakan siswa untuk memahami
operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Misalnya permainan congklak kita gunakan sebagai alat peraga untuk menjelaskan
konsep perkalian (x) dan pembagian (:). Konsep pemahaman perkalian dan pembagian
dasar mulai diajarkan di kelas tematik Sekolah Dasar. Saya masih ingat betul
ketika pada masa SD dulu, biasanya para siswa diminta untuk menghafalkan
perkalian, mulai dari perkalian 1 hingga perkalian 10. Dimana sebelumnya guru
telah memberikan tabel perkalian dan pembagian pada siswa. Hal ini dilakukan
untuk mempersingkat dan mempercepat pembelajaran tanpa susah payah. Begitu juga
dengan pembagian, guru hanya memberitahukan bahwa pembagian adalah kebalikan
dari perkalian atau sebaliknya.
Konsep Perkalian (x) adalah penjumlahan berulang-ulang, artinya
suatu bilangan bila dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri secara berulang-ulang maka akan menghasilkan operasi hitung baru yang berupa perkalian, contoh:
2+2+2+2+2=10, artinya angka 2 dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri
sebanyak lima kali maka hasilnya 10, maka bilangan perkaliannya adalah : 5×2=10, sehingga : 2+2+2+2+2=5×2, hasilnya 10.
Konsep Pembagian (:) adalah kebalikan dari perkalian, tetapi pada
penyampaian kepada siswa tidak bisa disampaikan langsung bahwa pembagian adalah
kebalikan perkalian, tetapi harus memahami dulu bagaimana pembagian itu bisa
terjadi. Pembagian adalah pengurangan suatu bilangan dengan bilangan lain
secara berulang-ulang hingga habis. Contoh : 10–2–2–2–2–2=0,
artinya bilangan 10 dikurangi 2 sebanyak 5 kali, maka bilangan matematikanya
adalah 10:2=5 (sepuluh dibagi dua sama dengan lima). Jika kita balik
dengan perkalian 5×2=10 (lima kali dua sama dengan sepuluh). Nah, disinilah
maka konsep perkalian dan pembagian dapat sedikit dimengerti oleh siswa.
Kenapa saya mengatakan sedikit dimengerti, karena dengan konsep teori
diatas tanpa dipraktekan dengan hal yang konkrit maka siswa akan menemui
kesulitan, apalagi bila sudah mencakup bilangan lebih dari 10. Akan tetapi,
dengan alat permainan congklak atau dakon minimal siswa bukan hanya mengerti
dan hafal saja tetapi lebih dari itu siswa akan bisa dan lebih ingat. Pada
prinsipnya, mendengar saja tidak cukup, karena pasti akan mudah lupa, begitu
juga jika hanya melihat dan mendengar, siswa hanya hafal tapi belum tentu bisa
mengerjakan, akan tetapi jika siswa melihat, mendengar dan mengerjakan maka
besar kemungkinan siswa akan bisa dan lebih ingat.
Contoh lain dari permainan congklak sebagai media pembelajaran
matematika, misalnya Anda dapat mengajarkan anak belajar berhitung dengan
mengajak buah hati Anda bermain congklak. Pada papan congklak terdapat 14
lobang terdiri dari 7 lobang dihadapan
Anda dan 7 lobang dihadapan anak Anda. Jika menggunakan 7 lobang pasang, maka tiap lobang diisi dengan 7 biji
congklak. Jadi jumlah biji congklak yang digunakan adalah jumlah lobang
pasangan kali dua kali jumlah masing-masing biji congklak (contoh: 7x2x7=98 biji congklak). Hal ini dapat Anda praktekan pada saat bermain dakon bersama
anak Anda.
Misalnya begini... Nak ayo kita isi lobangnya, ada tujuh lobang, 1,2,3,4,5,6,7. Coba hitung nak, ada berapa jumlah semuanya? (7+7=14). Ada 2 lobang masing-masing ada 7 biji congklak, jadi semuanya ada berapa? (2x7=14). Oya nak, kamu punya 14 biji, kita bagi 7 yuk! Jadi cukup untuk berapa lobang nak? Oh… untuk 2 lobang pak (14:7=2).
Dengan adanya permainan congklak, anak-anak akan medapatkan lebih
manfaatnya. Selain sebagai alat peraga pembelajaran matematika, permainan congklak secara tidak langsung menyumbang kegiatan jasmani adaptif anak, yaitu melatih
motorik halus. Ketika anak memindahkan biji congklak dari satu lobang ke lobang
lain, maka mereka melatih motorik halus mereka.
Apapun strategi pembelajaran matematika dalam bentuk permainan guru perlu mengidentifikasi topik-topik yang memerlukan pembinaan ketrampilan khusus, misalnya fakta dasar penjumlahan atau perkalian, menentukan tujuan pembelajaran secara jelas, merencanakan kegiatan secara rinci seperti bentuk permainan, sarana, dan evaluasi.
Apapun strategi pembelajaran matematika dalam bentuk permainan guru perlu mengidentifikasi topik-topik yang memerlukan pembinaan ketrampilan khusus, misalnya fakta dasar penjumlahan atau perkalian, menentukan tujuan pembelajaran secara jelas, merencanakan kegiatan secara rinci seperti bentuk permainan, sarana, dan evaluasi.
Referensi : [http://permainandakon.blogspot.com], [http://guraru.org]
anak-anak pasti tambah senang jika belajar sambil bermain. inget juga masa kecil sering main conklak :)
BalasHapusiya mas dengan konsep pembelajaran seperti ini diharapkan anak-anak tertarik dan tidak cepat merasa bosan
HapusBener banget, selain pandai ngitung harus pandai memprediksi sisa brapa jumlah lubang yang dapat kita penuhi dengan buah congklak milik kita..
BalasHapusjadi dibutuhkan kecermatan juga ya mas
Hapuskirain kecamatan
Hapusmainan saya ketika masih kecil mas, walaupun mainan perempuan sayabjuga suka mainan ini, sambil kita ngitung bisa satu sampau 20an batu ku hahahahaha selalu ku simpen hahaha dan selalu menang
BalasHapuspantesan menang terus, curang sih batunya pake diumpetin segala heheee
HapusBermain sambil belajar jadinya ya kang, banyak manfaat dari permainan congklak ini...melatih berhitung secara alami xixiii... dah lama gak maen congklak
BalasHapusbetul kang, bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain...
Hapusbermain sambil memanjat
Hapusmanjat pinang apa pohon sengon?
Hapussecara tidak langsung, anak belajar menghitung ya..edukatif permainannya dan menyenangkan
BalasHapusyups bener banget :)
Hapuskapan-kapan, Mas Crew kita bilang salah banget yuk
Hapusbayar dulu...
Hapuspermainan tradisional yang turun temurun emang banyak hikmahnya mas, salah satunya congklak ini
BalasHapusiya bener, banyak hikmah yang bisa dipetik cuma kadang gak menyadari aja
Hapusiya, memetik rambutan keren juga lho
Hapuspohon rambutannya banyak semut rangrangnya :)
Hapusnahhh itu dia mas kalo main congklak harus pinter ngitung agar tak mendapat zonk lubang ksong nantinya wkwkwk dan kalo belom bisa ngitung pun nanti juga bisa jadi pinter ngitung yah soalnya secara tidak langsung permainan ini mengajarkan untuk cermat hari hari agar tak salah langkah :D
BalasHapuscocok banget buat dijadikan media pembelajaran matematika bagi anak-anak
Hapuskalo pelajaran ips gimana
Hapussampe sekarang aku masih mainan ini, mudah banget..tinggal duduk aja
BalasHapusbiasanya sambil ngemil kan...
Hapussambil ngemut kelingking pasti
Hapuskan kelingkingnya lagi cantengan, gimana coba?
Hapuswah ternyata belajar berhitung juga ya permainan ini
BalasHapusjadi inget jaman kecil hehe
emang jaman kecilnya kapan Mbak?
HapusDedaunan emangnya mbak apa mas sih?
Hapustemennya bebatangan
HapusPermainan congklak ini kalau nda salah sering saya mainkan saat saya masih SD atau SMP dahulu. Biji yang dijadikan alat kelengkapan permainan ini berbentuk kerang. Benar kah?
BalasHapusBenar banget kang Asep, untuk biji congklaknya sih bebas-bebas aja kalo gak ada cangkang kerang pake batu-batuan atau klereng juga bisa
Hapusgimana kalo pake batu gunung merapi yang gedenya serumah? keren kayaknya
Hapusgunung merapinya dah meledug
Hapusgunung wayang nggak njebluk-njebluk lho
Hapusahaaa, ini discovery bagus dari Kang Marnes
BalasHapusbener banget, saya sepakat banget kalo pola perkalian dan pembagian kental sekali dengan permainan congklak. nggak nyangka ya, belajar praktis di permainan, membuat seseorang mahir di matematika.
tapi sepertinya saat ini banyak anak yang tidak tahu permainan tadisional,biasanya saya lihat anak-anka kecil mainnya dirumah pake gadget,kalau ditempat saya namanya dakon mas,
BalasHapusmetode belajar dengan bermain memang sangat menarik. tapi beda ya bermain dengan main-main.. hehe
BalasHapusBiasanya kalau saya main congklak waktu masa remaja, cuman demen grecokin aja Mas. he,, he, he, :D
BalasHapusSetuju! main congklak itu bermain sambil belajar.. saya waktu kecil pernah main congklak :)
BalasHapusingat abah masih kecil main congklak.. terima kasih kang tlh berbagi jadi kembali ingat masa lalu hehe
BalasHapusSayang di tempat saya permainan itu ga ada, jd ga tau cara mainnya mas. Sekarang masih ada ga orang jual di pasaran ya...?
BalasHapus